Selasa, 19 Mei 2009

oikumene

OIKUMENE

Oikumene merupakan manifestasi (penampakan) persekutuan orang Kristen dalam satu tubuh antara sesama denominasi gereja yang memiliki latar belakang dogma dan theologia yang berbeda, baik di wilayah lokal, regional, nasional maupun internasional. Sebenarnya kata Oikumene berasal dari Bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti “rumah” dan “monos” yang berarti “satu”. Yang dimaksud dengan “rumah” adalah dunia ini, sehingga kata oikumene berarti dunia yang didiami oleh seluruh manusia. Karena itu oikumene juga dalam arti manifestasi persekutuan seluruh umat manusia yang memiliki latar belakang budaya, agama yang berbeda (majemuk).
Di masa Yunani di bawah Alexander Agung, kata oikoumene merujuk kepada seluruh bagian bumi yang didiami oleh manusia. Seringkali kata ini digunakan untuk menyebut daerah-daerah yang didiami oleh orang-orang Yunani, sementara daerah yang didiami oleh bangsa-bangsa barbar tidak terhitung sebagai oikumene.
Dalam bahasa Yunani Koine di bawah Kekaisaran Romawi dan dalam Perjanjian Baru, kata oikoumene secara harafiah berarti dunia, namun juga biasanya yang dimaksudkan adalah dunia di bawah kekuasaan Roma.
dan penulis juga mengartikan oikumene adalah denominasi(orthodoks, katholik, protestan, dsb)
yang bersatu di dalam tubuh Kristus, bukan menyatukan aliran tapi orangnya yang bersatu.

Sementara itu pemahaman jemaat (dan juga pemimipin-pemimpin gereja) akan oikumene masih perlu ditingkatkan.
Ada 2 (dua) sikap yang saling bertentangan dalam kehidupan jemaat, yaitu pada satu sisi warga jemaat sangat tertutup terhadap denominasi gereja lain dan pada sisi yang lain warga gereja begitu terbuka . Tapi juga seringkali terjadi bahwa oikumene dipahami sebagai kegiatan hari besar gerejawi yang diselenggarakan secara bersama.

Didalam alkitab juga tertulis tentang oikumene itu sendiri
Yoh 17:21 “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, didalam Aku, dan Aku didalam Engkau, agar mereka juga didalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”
ini merupakan doa Tuhan Yesus yang merindukan tubuh-Nya bersatu.
Ibrani 12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
dalam hal ini gereja diajarkan untuk saling membangun,saling menopang bukan saling menjelekkan sebab kita mempunyai tujuan yang sama,supaya sama-sama sampai.
Ketika pada jemaat Korintus terjadi perselisihan mengenai "aku dari golongan Apolos", "aku dari golongan Paulus", atau "aku dari golongan Kefas", kelihatannya sudah mengarah kepada akan terbentuknya "denominasi" yang berbeda. Dengan demikian sudah saatnya kita perlu lebih memberikan perhatian mengenai persaudaraan bagi seluruh umat manusia sebagai ciptaan Tuhan dalam dunia yang sama.

Kerjasama oikumene dalam hal pertukaran informasi, pertukaran tenaga dan warga gereja serta peningkatan sumber daya manusia dengan gereja-gereja yang ada
Memberi bantuan bagi gereja-gereja yang membutuhkan baik dari segi dana dan daya.
Mengadakan kerjasama oikumene kemasyarakatan (persaudaraan semua manusia).
Dan ouikumene juga dapat meluas kearah pluralisme,tapi untuk saat ini kami mau berbagi dalam konteks gerejawi.

Bagaimana semangat oikumene yang terjadi saat ini?penulis membuat indikator dengan keadaan di kepulauan riau (Kepri) khususnya batam,mungkin ini tidak menjamin indikator yang akurat.
Keadaan gereja-gereja dibatam sangat bagus pada umumnya dan berkembang dengan baik.walaupun ada hambatan-hambatan dari luar gereja (Masyarakat/LSM ) sebagaimana kita tahu keadaan dalam negeri kita dan itu, sudah bukan rahasia lagi.
Tapi yang sangat di sayangkan gangguan itu terkadang datang dari denominasi gereja itu sendiri.
Dan yang lebih memprihatinkan lagi,masih ada pemimpin-pemimpin gereja yang menghambat oikumene itu sendiri.

Permasalahan yang bisa diidentifikasi mungkin sangat banyak. Mulai dari semakin kuatnya sekat-sekat antar gereja dan denominasi, prasangka-prasangka teologis, tidak adanya kesatuan visi dan misi, dan lain-lain.
Keberadaan PGI, PGLII, PGPI,WGI maupun BAMAG sebagai wadah administratif gereja-gereja lokal. Lembaga-lembaga pelayanan,BKAG, gerakan mahasiswa (GMKI), LSM Kristen, Institusi Pendidikan Kristen,sepertinya kurang bersinar atau kurang tenar dalam upaya oikumenisme itu. Media Massa Kristen selanjutnya menjadi sarana bagi sosialisasi sekaligus katalisator gerakan-gerakan oikumene supaya lebih efektif.

Tetapi sepertinya kita harus memberikan apresiasi bagi pemuda-pemudi Kristen
Saat ini, karena merekalah yang sebenarnya yang lebih melakukan/menyatakan oikumene itu dalam kehidupan,
Para pemuda senang membuat komunitas-komunitas yang tidak mau dibatasi oleh doktrin-doktrin,sepertinya mereka tidak peduli dengan doktrin,pemuda berkata :”kami mau berkumpul (hidup) berdasarkan Alkitab (kasih Yesus)”.
Dalam hal ini ada sebagian pimpinan gereja (pendeta ataupun gembala) menganggap pemuda pemberontak atau pembangkang.
Tapi apakah opini ini benar,mari kita renungkan bersama atau kita masih memegang ego (gengsi) masing-masing.
Atau memang tidak setujukah dengan oikumenisme itu.?
Kami teringat dengan orang-orang parisi dan ahli-ahli taurat,mereka memang luar biasa dalam pengetahuan (theologi) tapi mereka bukan orang yang setuju dengan oikumenisme,alasannya mereka mengutamakan pengetahuan itu sendiri dibandingkan kasih.
Mungkin mereka terlalu asyik bermain dalam permainan itu sehingga lupa akan goalnya.
Disini kami mau mengajak seluruh orang yang sudah mengenal Kristus,untuk merenungkan kembali tentang hubungan kita dengan saudara kita yang lain.
Dan kami juga mau menyampaikan apa yang kami imani bahwa TUHAN juga membuat perbedaan-perbedaan dalam kehidupan ini.
Apakah kita sudah melakukan kehidupan yang oikumenisme?Dengan berkata saya OK kamu OK dan mari kita bersama karena kita sama-sama OK.



Penulis


Tulus M.Sihombing